Semangat menggebu di hari Sabtu, 17 September 2022. Puluhan roda dua menderu dari pusat kota Kecamatan Cipeundeuy, tepat pukul 08.00 WIB. Seragam kebanggaan loreng cokelat Pramuka menyemarakkan perjalanan Kami, menggenapi hiasan sepanjang jalan sisa perayaan akbar kemerdekaan RI yang masih berkibar.
![]() |
Sumber Foto Dokumen Pribadi |
Roda terus berputar perlahan, lewati rumah megah yang berjajar di sisi kiri kanan jalan. Gelak tawa menceriakan suasana. Senyum mentari pun membias, meretas awan kelabu yang tak mau lepas memeluknya. Perlahan, awan itu menyingkir. Terang menjelang, senyum simpul sang mentari kian menyembul.
Tidak terasa, roda berbelok memasuki kawasan kebun karet dan cokelat. Dedaunnya melambai, pohonnya membungkuk seolah memberi hormat pada siapapun yang lewat. Sejuk mengelus peluh yang membanjiri tubuh. Lenyapkan gerah sirnakan resah. Damaikan hati, di sepanjang dedaun karet yang dilewati.Para pengumpul getah, tebarkan senyum ramah. Di dadanya mengalir seribu satu pengharapan, peroleh hasil yang memuaskan.
Jalanan semakin berkelok-kelok. Roda dipaksa untuk waspada, demi keselamatan tuannya. Subhanallah, senyum Kami semakin lebar. Pucuk merah menebar senyum yang merekah. Pesonanya meminang siapapun yang lewat untuk sekedar berfoto maupun membelai pucuknya yang ranum. Melupakan kenangan jalan yang baru saja kami pijak. Mereka nampak merana menangisi nasib. Disana-sini berlubang dan berkubang. Kerikil kecil mencubiti roda, terpental, menyingkir digilas sang roda yang beringas. Bersabarlah jalanku, suatu saat Engkau pun akan nampak hitam legam berbajukan aspal tebal. Tak akan ada cerita orang jatuh. Tak akan ada cerita orang yang mengeluh. Akan tiba saatnya, Engkau dipuja-puja. Akan tiba saatnya Engkau menghiasi media masa, disanjung pengagumu. Semoga!
Cerita pucuk merah, Kami tinggalkan. Suatu saat akan kami sapa kembali. Perjalanan Kami masih jauh, jalanan kami pun masih terjal dan berliku. Namun akhirnya, tangan yang pegal, roda yang sakit-sakitan pun segera terobati. Kami memasuki jalanan yang mulus tanpa cacat. Kini ban roda dua Kami tersenyum simpul. Ucap syukur membahana, menggema memenuhi hutan jati yang kokoh berdiri menyambut kedatangan Kami. Angin sepoi-sepoi kembali mengipasi peluh yang mengucur. Meredakan adrenalin yang semenjak tadi berpacu kencang, menuruni turunan curam yang menghujam lalu menaiki tanjakan yang menghentak jantungku. Namun, suasana begitu sepi. Tidak terdengar suara burung bernyanyi. Tidak nampak si kera bergelantung manja di dahan jati. Jangan-jangan! Semoga saja kekhawatiran ini tidak terjadi. Burung, kera dan binatang hutan lainnya masih tetap ada dan lestari. Suatu saat anak cucu kita masih dapat menikmati lantunan dan siulan si burung hutan yang merdu.Suatu saat nanti,anak cucu kita masih melihat si kera hutan bergelantungan manja di dahan jati.Suatu saat nanti hutan tak lagi sepi. Semoga!
Perjalanan yang melelahkan dan menyenangkan ini akhirya menemukan ujungnya juga. Jalanan yang mulus mengantarkan kami lebih cepat untuk sampai di gerbang desa Margaluyu. Lambaian tangan dan sapaan ramah warga, menyambut kedatangan kami. Rumah berjejer di sepanjang jalan, berlatar belakang gunung yang menghijau. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan. Membangkitkan rasa rindu untuk kembali bagi para petualang.
Acara pokok pun di mulai, setelah perut kami dipenuhi
camilan spesial. Sungguh luar biasa. Keramah tamahan berbalut camilan yang
spesial, memang sangat berkesan.
Selesai acara seremonial pembubaran panitia MUSRAN dan Panitia HUT Gerakan Pramuka yang ke 61, Kami menemui anak-anak di perkemahan. Senyum ceria mereka memang luar biasa, mampu hilangkan rasa lelah dan mengusir rasa kantuk. Sejenak bercengkrama di antara tenda-tenda yang terkapar kepanasan, menikmati lincahnya kaki si kecil yang lari kesana kemari. Tak ada kata lelah di kamus mereka, yang tergambar hanya keceriaan, Tetap memandu Nak!
Matahari tinggal sepenggalah, mengantar kepergian kami untuk kembali melangkah pulang ke rumah. Mengumpulkan jejak-jejak kenangan yang tercecer sepanjang jalan Cipeundeuy-Margaluyu. Merangkainya dalam bait padika.
Hamburan warna merah
Membias meretas awan kelabu
Di pematang pagi yang cerah
Dalam balutan semangat yang menggebu
Langkah mulai merangkak
perlahan
Dipayungi dedaun pohon karet dan cokelat
Dikipasi sepoi-sepoi sang pawana yang menyejukan
Dikedipin senyum si pucuk merah yang memikat
Rimba belantara dengan gagah kini menyapa
Pepohon jati berdiri tegak tanpa suara
Dedaunnya selimuti gunung dan bukit
Teduh dan sejuk sirnakan beban yang menghimpit
Kini jalanan mulus berselimut aspal tebal menggodaku
Beradu senyum dengan putaran roda yang menggila
Membawaku secepat kilat di gerbang desa
Selamat datang di
Margaluyu tuanku
(Guru SDN 1 Ciraja, Penulis dan Founder Komunitas Guru Penulis (TARULIS) Kec. Cipeundeuy)
Post a Comment